Nata Praja Kusumaning Bangsa

"Hai orang-orang yang beriman, Bertaqwalah kalian kepada Allah dengan (wasilah) mengatakan perkataan yang meneguhkan (hati). (Dan jika kalian telah memenuhi hal tersebut) maka niscaya Allah akan memperbaiki bagi kalian amal perbuatan kalian dan akan mengampuni bagi kalian dosa kesalahan kalian. Dan barang siapa yang mentaati Allah dan Rasul-Nya maka dia akan mendapat kemenangan yang agung" (QS. Al Ahzab 70-71)

Sejarah 5 Elemen Di Dunia : Yunani, India, Tibet, China, Dan Jepang

Oleh : Aleysius H. Gondosari


5 Elemen sudah dikenal sejak ribuan tahun yang lalu di Yunani, India, China, Tibet, dan Jepang. Kelima elemen tersebut adalah Bumi, Air, Api, Udara, dan Ether.

Yunani :

Pada awalnya, di Yunani hanya dikenal 4 elemen, yaitu Bumi, Air, Api, dan Udara. Dalam filsafat, ilmu pengetahuan, dan pengobatan kuno di Yunani, keempat elemen ini mewakili realitas yang ada di alam semesta.

Filsuf Empedocles (492-432 SM) menyebutnya sebagai 4 ‘akar‘ atau 4 ‘dasar‘.

Hippocrates (460~377 SM), Bapak Kedokteran, juga menggunakan konsep keempat elemen ini untuk pengobatan, yaitu teori bahwa penyakit timbul akibat ketidakseimbangan 4 cairan dalam tubuh (Humorism).

Plato (427-347 SM) dianggap filsuf Yunani pertama yang menggunakan kata ‘element’ atau ‘elemen’. Kata Yunani kuno untuk ‘element’ (stoicheion) berarti ‘huruf’ (atau alfabet), yaitu unit dasar untuk membentuk kata-kata.

Filsuf Aristoteles (384-322 SM), murid dari Plato, guru dari Alexander yang Agung, menjelaskan tentang 4 elemen klasik ini dalam bukunya “Physics” :

Elemen Udara : arti pertama adalah basah, arti kedua adalah panas

Elemen Api : arti pertama adalah panas, arti kedua adalah kering

Elemen Air : arti pertama adalah dingin, arti kedua adalah basah

Elemen Bumi : arti pertama adalah kering, arti kedua adalah dingin

Selanjutnya filsuf Archimedes (287-212 SM) menambahkan elemen kelima, yaitu Ether. Kata ‘ether’ berasal dari kata ‘aether‘ yang diartikan sebagai esensi. Ether juga diartikan sebagai ‘kekosongan‘, ‘kehampaan‘ atau ‘ide’.


India :

Di India, kelima elemen ini sudah dikenal sejak dari munculnya kebudayaan atau filsafat Hindu dan Buddha.

Filsafat Hindu :

5 Elemen Utama atau Pancha Mahabhuta terdiri dari elemen Bumi (Bhumi), Air (Jala), Api (Agni / Tejas), Udara (Marut / Pavan), dan Ether (Akasha). Agama Hindu percaya bahwa Tuhan menggunakan Ether untuk menciptakan keempat elemen lainnya, dan semua pengetahuan dan pengalaman manusia tercetak dalam catatan Akashic atau Etheris (Akashic record). Selain itu, juga ada kepercayaan spiritual bahwa tubuh manusia dibuat dari kelima elemen utama ini dan tubuh manusia akan musnah ke dalam 5 elemen alam ini, sehingga keseimbangan siklus alam selalu terjaga, yaitu keseimbangan yang digerakkan oleh Tuhan Pencipta alam semesta ini.

Selain kelima elemen itu, dikenal juga elemen keenam yang disebut sebagai elemen Kesadaran. Dengan demikian arti dari kelima elemen beserta elemen keenam ini adalah :

Elemen Bumi : elemen pertama yang bersifat fisik

Elemen Air : elemen kedua yang bersifat fisik

Elemen Api : elemen ketiga yang bersifat fisik

Elemen Udara : elemen keempat yang bersifat fisik

Elemen Ether : elemen kelima yang bersifat kecerdasan

Elemen Kesadaran : elemen keenam yang bersifat spiritual


Elemen Klasik Dalam Sistem Tujuh Chakra :

Dalam filsafat dari Sistem Tujuh Chakra, terdapat hubungan antara tujuh chakra dengan lima elemen yang sama-sama digunakan oleh filsafat Hindu dan Buddha, bersama dua elemen lainnya, yaitu :

Sahasrara (Chakra Mahkota) : Pikiran / Angkasa

Ajna (Chakra Mata Ketiga) : Cahaya / Kegelapan

Vishuddhi (Chakra Tenggorokan) : Ether / Suara

Anahata Chakra Hati) : Udara

Manipura (Chakra Pusar) : Api

Svadhisthana (Chakra Sex): Air

Muladhara (Chakra Dasar): Bumi


Ayurveda :

Ayurveda diturunkan dari kitab suci Veda, dan dikembangkan sejak 2000 tahun sebelum Masehi. Ayurveda dalam bentuk tertulis muncul pertama kali pada abad pertama sebelum Masehi. Ayurveda mempercayai bahwa 5 elemen, yaitu Ether, Udara, Api, Air, dan Bumi, yang membentuk alam semesta, juga ada pada tubuh manusia.


Tibet :

Bön :

Dalam Bön atau filsafat kuno Tibet, lima proses dasar yaitu : bumi, air, api, udara, dan angkasa menjadi proses utama dari semua atau seluruh fenomena (Skandha). Proses utama ini menjadi sumber dari kalender, astrologi, pengobatan, psikologi, dan dasar dari tradisi spiritual Shaman, Tantra, dan Dzogchen.

Tenzin Wangyal Rinpoche menjelaskannya secara mendalam :


Sifat-sifat fisik ditentukan oleh elemen-elemen berikut :

Elemen bumi adalah bentuk yang tetap

Elemen Air adalah bentuk kohesi (perpaduan, gabungan)

Elemen Api adalah temperatur

Elemen Udara adalah gerakan

Elemen Angkasa adalah dimensi ruang yang mengakomodasi keempat elemen aktif lainnya.


Sebagai tambahan, elemen-elemen ini mempunyai korelasi atau hubungan dengan berbagai perbedaan emosi, temperamen, tujuan, warna, rasa, bentuk tubuh, penyakit, gaya berpikir, dan karakter. Dari lima elemen ini muncul lima indra dan lima bidang pengalaman sensual; lima emosi negatif dan lima kebijaksanaan; lima perluasan dari tubuh. Mereka adalah lima prana utama atau lima energi vital. Mereka merupakan unsur pokok dari setiap fenomena fisik, emosi, mental, dan spiritual.

Nama dari elemen-elemen ini analog dengan kategori sensasi pengalaman alami dari dunia. Nama-nama ini bersifat simbolik dan merupakan kunci dari kualitas yang dimiliki mereka serta jenis-jenis aksi mereka. Dalam Bön, proses elemental atau proses dasar merupakan metafora fundamental untuk bekerja dengan kekuatan energi rahasia yang eksternal dan internal. Kelima proses elemental dalam bentuk esensi mereka yang murni terdapat di dalam arus pikiran dan tercakup dalam trikaya, serta merupakan aspek energi purba.

Trikaya :

Yang dimaksud dengan trikaya adalah : dharmakaya atau “Tuhan”; sambhogakaya tau “kuil” dan nirmanakaya atau “rumah”.


Herbert V. Günther mengartikannya sebagai berikut :

Diri kita merupakan sebuah intensitas energi (energi “Tuhan”) yang membentuk ruangnya sendiri (”rumah”) dan muncul dalam berbagai intensitas cahaya, berbagai frekuensi cahaya atau warna-warna yang terjadi di dalam diri kita sendiri (”kuil”).


China :

Wu Xing :

Wu Xing‘ atau ‘5 Elemen’ di China dikenal dengan nama elemen Bumi, Air, Api, Logam, Kayu. Kelima elemen ini digunakan untuk Feng shui, astrologi, pengobatan tradisional China, musik, strategi militer, dan seni bela diri.

Walaupun sering diterjemahkan sebagai ‘elemen’, kata ‘xing‘ sebenarnya berarti ‘perubahan kondisi dari sesuatu‘. ‘permutasi‘ atau ‘metamorphosa dari sesuatu‘. Ada perbedaan dengan apa yang dimaksudkan dengan pengertian dunia Barat. Dunia Barat melihat ‘elemen’ sebagai bangunan blok dasar dari materi. Dalam dunia China, sebaliknya, ‘elemen’ dilihat sebagai kekuatan atau energi yang terus menerus berubah dan bergerak - yaitu ‘lima perubahan‘ yang merupakan arti lain dari ‘xing‘.

Wu Xing‘ pertama-tama merupakan ungkapan kuno untuk menggambarkan sistem dengan 5 tingkatan; jadi terjemahan yang lebih tepat adalah ‘irama‘, ‘gerakan‘, ‘fase‘, atau ‘langkah‘ dibandingkan dengan ‘elemen‘.

Tao :

Dalam filsafat Tao, terdapat sistem yang mirip dengan 5 elemen, yaitu elemen Bumi, Air, Api, Logam, Kayu. Elemen Logam merupakan padanan dari elemen Udara, dan elemen Kayu merupakan padanan dari elemen Ether. Selain itu dikenal juga ‘Qi‘ atau ‘Chi‘, yang merupakan sebuah bentuk ‘energi‘ atau ‘kekuatan‘. Dalam filsafat China, seluruh alam semesta terdiri dari surga dan bumi, di mana surga terbuat dari energi ‘Qi‘ dan bumi terbuat dari energi lima elemen.

Lima planet utama juga diasosiasikan dengan lima elemen ini, yaitu : Venus adalah Logam, Jupiter adalah Kayu, Mercury adalah Air, Mars adalah Api, dan Saturnus adalah Bumi. Sebagai tambahan, Bulan melambangkan Yin, dan Matahari melambangkan Yang.

I Ching :

Yin, Yang, dan lima elemen merupakan tema utama yang sering disebut dalam I Ching, kitab klasik China tertua yang menggambarkan sistem kuno dari kosmologi dan filsafat. Lima Elemen juga memainkan bagian penting dalam astrologi China dan ilmu geomancy China yang dikenal sebagai Feng Shui.

Dua Siklus :

Doktrin dari lima fase menggambarkan dua siklus keseimbangan, yang siklus penciptaan, siklus penghancuran, dan interaksi di antara kedua fase.


Siklus Penciptaan :

Kayu menghidupkan Api

Api menciptakan Bumi (abu)

Bumi menghasilkan Logam

Logam mengumpulkan Air

Air menumbuhkan Kayu


Siklus Penghancuran :

Kayu memakan Bumi

Bumi mengisap Air

Air mematikan Api

Api melelehkan Logam

Logam membelah Kayu


Selain itu, juga ada dua siklus ketidakseimbangan, yaitu siklus terlalu aktif (cheng) dan siklus yang merugikan (wu).


Jepang :

Tradisi Jepang mengenal satu set elemen klasik yang disebut sebagai ‘go dai‘ yang artinya ‘five great‘ yang dapat diartikan sebagai ‘lima kekuatan‘ atau ‘lima energi alam‘. Kelima energi alam ini adalah bumi, air, api, udara, dan kehampaan atau surga. Kelima elemen ini bersumber dari keyakinan agama Buddha, dan juga dominan dalam budaya Jepang, terutama pengaruh dari Neo-Konfusius selama periode zaman Edo.

Elemen Kehampaan, yaitu elemen yang paling tinggi, melambangkan surga

Elemen Udara melambangkan benda atau energi yang bergerak

Elemen Api melambangkan benda atau energi yang dapat hancur

Elemen Air melambangkan benda atau energi yang berbentuk cair

Elemen Bumi melambangkan benda atau energi yang berbentuk padat


Arsitektur pagoda atau kuil Buddha di Jepang seringkali berbentuk 5 tingkat, yang menunjukkan 5 tingkatan energi ini.

0 komentar:

Posting Komentar